Langsung ke konten utama

Postingan

Merupa Senja

Berawal dari satu petang, semua ingatan itu kembali tergores kenangan. Saat kita menghabiskan penghujung hari di sudut kota, ini bukan hanya menyoal senja dan jingga yang menguning. Melebihi itu, ada garis waktu yang pernah menangkap sungging senyummu terbias sebuah pengharapan. Tubuh kita merebah lelah di pelataran logika: Kau dengan asik bercerita tentang kegiatan dan hal yang sudah kau lewatkan di hari lalu,aku memasang telinga sambil sesekali mereguk kopi. Sebelum senja hendak buta dan aroma pergantian malam kian dekat, aku perlahan memintamu untuk berdiam sejenak,lalu aku bertanya sampai kemana kau mau bawa hubungan kita ini? Bagian mana lagi yang terus menerus kau pertanyakan? Bak aksara lupa suara, kau enggan menjawab dan memilih berganti pembahasan. Kita saling sadar untuk terus tidak sadar. Kau yang bosan sendiri dan aku yang terlalu bermimpi. Berpadu padan menjadi sepasang anak manusia yang terjerat kisahnya, tidak ingin pergi tapi ada sesuatu yang menyeret paksa untuk...